Selasa, 27 Desember 2011

Buku Holic


Ternyata hanya 20% dari jumlah penduduk Indonesian yang gemar membaca dan secara berkala mengunjungi serta belanja di took buku. Angka yang fantastis menyedihkan bagi Negara dengan jumlah total penduduknya sekitar 240 juta jiwa ini. Padahal total penduduk produktifnya berjumlah 60%, nah apa jadinya kalau generasi muda jarang atau phobia membaca, seperti saya yang pada masa jahiliyah dahulu.
Yups, gaya baru telah merasuki kehidupan saya, yang mengubah seta menyita waktu-waktu produktif di bumi yang senda gurau ini. Memang kebiasaan membaca dan membeli buku telah mashur saya lakukan, walaupun frekuensinya tidak terlalu sering. Terkadang ketika mengunjungi pameran atau toko buku terkadang diri ini tak kuasa menahan tangan yang meraih dompet dan menyerahkan beberapa lembar isinya ke kasih, dan terjadilah transaksi itu. Transaksi yang mengubah mata uang menjadi investasi ilmu.
Setelah aktifitas kampus lumayan sepi, karena mulai pensiun dari aktivitas jalanan, maka banyak waktu luang tersisa. Dimulai dari mengunjungi teman, silaturrahmi, ngopi, hang out, online dan kegiatan lainnya mengisi hari-hari. Nah, saat itulah kebiasaan belanja, membaca buku membuncah kembali. Saat ini banyak buku yang sudah terbeli tapi belum sampai halaman terakhir terbaca, ada beberapa buku yang masih menyisakan tanda Tanya endingnya, bahkan ada yang covernya saja belum tersentuh.
Mulailah aktifitas membaca menjadi kegiatan di sela-sela berkeliaran di dunia yang fana ini, bak seorang yang haus akan ilmu, satu persatu mulai saya lahap isi buku. Terkadang nafsu ini membawa boomerang bagi kantong, pernah saya datang ke pameran buku untuk melihat-lihat, dan tak terasa uang di kantong berganti buku setebal kalkulus. Ya.. pada saat itu tersedia buku sejarah aceh yang sudah lama saya incar, dan Alhamdulillah ketemu. Sepertinya saya sekarang harus agak menjauh dari pameran atau took buku, takutnya semua tabungan terkuras.
Ada hal yang saya rasa unik mengenai proses membaca buku. Pernah suatu saat saya membeli buku yang berbau cinta, yaitu ‘kisah cinta para pejuang’ karangan Salim A Fillah yang sudah menjadi best seller. Setelah terpukau, dibingungkan, tercerahkan dan terceriakan dengan buku yang menjelaskan cerita cinta suci di jalan pejuang beserta contoh menakjubkan yang membuat pikiran saya tercerahkan, saya malah membeli buku cinta lainnya karangan Anis Matta yaitu ‘serial cinta’, uniknya adalah di tengah-tengah saya menyelami arti cinta yang luas dari kedua buku tersebut, saya menghadiri sebuah kajian yang rupanya sedang membahas bab munakahat atau pernikahan, wuiihh.. tersenyum-senyum saat kajian tersebut. tersenyum bukan karna baru pertama sekali menghadiri kajian tentang nikah, atau isi materi yang jenaka tapi saya terkejut kok kajiannya klop banget dengan apa yang sedang saya baca. Mungkin ini suatu petanda.. (biasa aja kaleee..). sepertinya saya tinggal membeli buku ‘kado perkawinan’ saja…

Senin, 26 Desember 2011

Nasihat Pribadi


Desember 26, 2011 disaat suhu kamar berada diangka 31 derajat, wuuiiihh.. satu persatu keringat bercucuran. Sebenarnya suasana diluar sedang hujan, tapi dari tadi suhu di dalam kamar tidak mau beranjak dari angka 31, mungkin ini biasa terjadi ketika hendak atau sedang turun hujan lebat, Insya Allah akan saya tanyakan fenomena ini kepada doctor di bidang fisika, doakan saja saya tidak ditawarkan untuk membuat algoritma hujan, haha..
Baiklah, daripada kita bicarakan hal yang sangat sensitive bagi mahasiswa tingkat akhir, mari kita santai sejenak untuk berbagi inspirasi untuk dunia yang makin sensasional. Hari ini masyarakat aceh ramai yang menggunakan pakaian serba putih dan berduyun-duyun berkumpul di lapangan golf lampu’uk kawasan Aceh Besar, karena tepat 7 tahun lalu Tsunami menyapa dunia dengan kelembutannya. Peringatan kali ini dipusatkan di kawasan tersebut walaupun di bebrapa tempat lainnya banyak juga warga yang melakukan zikir akbar, kanduri rakyat atau doa bersama di mesjid dan tempat yang memungkinkan lainnya. Saya sebagai warga yang taat dan patuh kepada orang tua, juga ikut-ikutan dalam memuja Allah bersama puluhan warga lainnya di salah satu mesjid di kawasan banda Aceh.
Namun ada beberapa hal yang ingin saya utarakan mengenai ceremonial yang kerap kita lakukan menyangkut suatu kebajikan. Kita sering kali terpaku dan terikat pada waktu, tempat dan situasi, seperti halnya peringatan Tsunami yang dihiasi dengan zikir, doa bersama dan kenduri (makan-makan), seolah-olah pada saat tersebutlah doa kita paling dikabulkan, seakan-akan hanya pada saat itulah zikir kita khusuk masyuk bertetesan air mata, dan seperti hanya pada saat itulah kenduri (makan-makan) harus diadakan, mungkin soal kenduri saya setuju, karena harga sembako dan barang lainnya pada saat ini begitu melonjak, jadi wajar kalau kenduri di buat setahun sekali.
Tapi dalam hal zikir dan doa kita membuat tanggal khusus untuk itu, yang di tanggal tersebutlah kita berlaku layaknya muslim sejati, dan menjadi pudar kapasitas muslim tersebut di lain hari. Apakah di hari lain kita tak boleh berzikir, apakah tetesan air mata tidak bisa berjatuhan di hari lain? Atau kekhusyukan tidak bisa datang di hari lain? Kita seakan mengkotak-kotakkan ibadah, dan menempelnya pada tanggal tertentu serta situasi khusus. Wajarlah kita berlaku bak muslim musiman, ketika musim duren bau nya keren, ketika musim duku perilakunya kaku, nah ketika musim langsat kita malah….. Astaghfirullah. Selayaknya sebagai muslim yang taat dimanapun dan kapanpun kita berusaha untuk mengalokasikan waktu khusus untuk berzikir dan berdoa (bukan setahun sekali), tidak harus pada saat peringatan tsunami baru kita melakukan refleksi, pada saat lebaran kita maaf-maafan, pada saat hijrah baru baca sirah, atau pada hari ibu kita baru teringat akan orang tua, sehingga status fesbuk, twitter pun ikut ikutan meriah. Pun janganlah kita terlalu phobia akan ritual ini sehingga terlalu ekstrim menentang kegiatan kebajikan ini. Insya Allah kegiatan tersebut bermanfaat dan bernilai ibadah asalkan sesuai syariat Allah dan tuntunan Rasulullah. Saya termasuk orang yang juga ikut berzikir, berdoa dalam peringatan kali ini, dan Alhamdulillah Allah menambah nikmatnya, karena setelah zikir rupanya ada kanduri besar-besaran di mesjid tersebut, tancap bro.. Alhamdulillah.

Selasa, 20 Desember 2011

Keceriaan kunang-kuang

Setelah menjalani dua hari dan tiga malam kegiatan resmi bertemakan ‘summit’ yang diluar ekspektasi, keceriaan itu pun berlanjut, setelah acara yls di tutup sambil menunggu angkot yang membawa kami ke simpang dimana bus menuju jakarta (karena kami di bogor), mulailah kunang-kunang ini bertingkah. Mulai dari balas-balasan serta adu gombalisme, adu garing hingga saling ejek-mengejek yang mengundang tawa besar bak bom bali II. Dan tawa itu berlanjut ketika kami sudah berada di dalam angkot bahkan tawa tersebut makin parah ketika kami berada dalam bus. Perjalanan dari bogor ke Jakarta yang menghabiskan waktu sekitar 3 jam terasa sangat singkat, ulah parah aktifis berbagai pergerakan ini menyatu padu ketika berbicara tentang keceriaan. Mereka menawarkan games tipu daya (permainan kata dan gerak), nyanyian sumbang, cerita ga nyambung sampai tingkah laku janggal yang kesemuanya lagi-lagi membuat otot-otot pipi sakit dibuat, karena harus tertawa.
Di Jakarta kami menumpang di rumah bunda Tatty, seorang Pembina kunang-kunang seluruh Indonesia, ya.. ia seorang pendiri sekaligus penasehat Forum Indonesia Muda. Tak ayal, jika ada kunang-kunang dari seluruh Indonesia boleh datang dan menginap di rumah ini, dan kamipun tak hanya numpang istirahat, termasuk menumpang makan, bersih-bersih hingga menumpang ketawa. Malam tersebut, ketika otot sudah member sinyal utk di offkan, ketika pipi kesakitan, ketika mata sayu, namun bukan namanya aktifis kalau tidur cepat, bukan namanya kunang-kunang kalau ngumpul ga heboh. Ya.. malam semakin larut tapi kami tetap terjaga, bermain warewolf, sebuah permainan karakter serta kecerdasan dalam menebak isyarat kata serta tingkah laku, yang menghanyutkan kami hingga tengah malam “stay wake up, until drop”, begitulah kira-kira.
Kagum, itulah kata yang menjadi kesimpulan ketika berinteraksi dengan keluarga bunda Tatty. Mereka melaksanakan shalat tepat waktu serta berjamaah, dan setiap tamu muslim yang datang wajib mengimami minimal di salah satu shalat wajib. Walaupun kami tidur tengah malam, namun subuh berjamaah, dan setelahnya jarang ada yang tidur. Suami bunda Tatty yaitu Pak Elmier, ternyata ia ceo dari sebuah perusahaan, hal itu Nampak dari jam kantor pak elmir yang ia tentukan sendiri, kadang-kadang berangkat jam 9, 10 atau jam 11. Wuiihh.. jadi terhindar dari kemacetan. Keluarga inipun tak kalah romantis, terpampang foto-foto bahagia mereka di dinding ruang tamu, di ruang tersebut juga terdapat sebuah piano, dan pernah di suatu pagi bunda dan pak elmir memainkan piano bersama sambil menyanyikan sebuah lagu romantic.. ah alangkah syahdunya, bak pengantin baru, aseli…irrriiii…
Kebiasaan backpackers adalah malam begadang dan siang jalan-jalan, itulah yang kami lestarikan. Ketika semuanya sudah berkemas, melangkahlah kami untuk pamitan, tapi mbak jetc salah satu putri pemilik rumah tersebut bertanya kami khususnya dari Aceh, apakah bisa tari saman, “tolong ajari dong anak2 FIM, mereka ada FIM TA (traditional art), tapi pelatih samannya gada”, langsung ku iyakan dengan anggapan bahwa saman=likok pulo dan liriknya memang sudah terposting di blog ini, jadi tinggal buka lewat browser di hp. Rencana latihan narinya adalah malam kamis dan dilanjutkan kamis pagi,karena pada saat itu adalah hari senin, dan kami ingin mengunjungi beberapa kerabat sehingga baru bisa kembali rabu malam, pun tiket kami ke aceh sudah terboking kamis sore, jadi klop.

Young Leaders 'Summit'

Desember 02, 2011 di pagi yang menyejukkan badan, kulangkahkan kaki dengan tas di bahu berangkat menuju bandara, memecahkan kesunyian dan kedinginan pagi itu. Ketika sebagian orang menikmati istirahatnya yang akan mengembalikan energy untuk beraktifitas ketika matahari menyongsong, saat sang mu’azin subuh hendak mengumandangkan panggilan di pagi itu, ku meraba dengan pandangan mengira bahwa bandara sudah mendekat. Tak lama setelah ibadah shubuh ku tunaikan, panggilan untuk boarding pun terdengar dan kami pun meminjam sayap si burung besi untuk terbang menerawang langit dan memecahkan awan serta kabut untuk mendarat di bandara ibukota Negara, untuk bertemu para pemuda harapan bangsa, yang senyumnya di rindukan, fikirannya dapat mencerahkan serta tingkah lakunya menjadi teladan. Dengan harapan bahwa kisah perjalanan  kali ini akan menjadi tambahan wawasan, perbendaharaan teman serta banyak kegiatan-kegiatan kebajikan ditoreskan.
Sebenarnya niat mula untuk mendaftar kegiatan ini bukan untuk mendapatkan esensi inti dari diskusi ataupun aksi nyata yang ditawarkan dalam kegiatan, tapi lebih pada dapat berjumpa keluarga kunang-kunangku yang berasal dari berbagai daerah Indonesia. Ya.. memang kegiatan Forum Indonesia Muda begitu banyak menggoreskan kisah yang tak terlupa sehingga membuat kami bak satu keluarga dengan satu asa, untuk Indonesia kami berjuang, kesejahteraan dan kejayaan bangsa. Alih-alih dengan alasan tersebut, kami bersepakat untuk mendaftar dengan keseriusan tingkat tinggi, dengan harapan lulus dan dapat mengambil esensial dari kegiatan yang ditawarkan dan sekaligus reunian. Ternyata, panitia inti dari kegiatan ini merupakan kunang-kunang yang seangkatan dengan ku, wah.. jadi makin terasa aroma kelulusan.
Seperti angin segar yang berhembus mengabarkan kabar ceria bahwa nama ku terdaftar dalam susunan nama yang lulus mengikuti kegiatan, berikut dengan sahabatku dari medan, bandung, padang, bogor, Makassar, banjar dan wilayah pulau jawa lainnya. Dari aceh sendiri delegasi berjumlah 2 orang, aku dan teman ngopiku. Ya.. memang kami sama-sama mendaftar dengan tujuan utama jalan-jalan,(dasar mahasiswa) hehe..
Kabar kelulusan tersebut segera meledak di dunia maya, janji-janji reuni di beberapa tempat diseputaran Jakarta pun terucap, kami sendiri sepakat untuk membeli tiket pergi saja, sedangkan kepulangan akan disesuaikan dengan rencana jalan-jalan bersama, maklum, mahasiswa tingkat akhir, jadi leluasa untuk mengatur jadwal kuliah. Sebenarnya aku masih mengambil beberapa mata kuliah, jempol saya berikan kepada dosen pembimbing mata kuliah tersebut yang sangat paham dengan keinginan yang membuncah di dalam dada tentang perjalanan ke Jakarta kali ini, sehingga tanpa banyak berfikir langsung saya kirimkan email ke dosen pembimbing termasuk ke ketua jurusan perihal tentang izin agar meninggalkan beberapa pertemuan kuliah untuk berangkat mengikuti ‘young leaders summit’. Saya bersembunyi di balik nama ‘summit’ tersebut, karena persepsi kami dan para dosen mendengar kata tersebut merupakan kata yang mujarab dan luar biasa jika seorang mahasiswa bisa ikut sebagai peserta, walaupun kenyataannya sangat bertolak belakang(semoga dosen saya tidak membacanya, hehe), Dan izinpun ku dapat.
Akhirnya kami pun bertemu di villa aryanti, cisarua, bogor. Kegaduhan dan suara ketawa melengking mewarnai acara resmi yang diadakan. Walaupun tak bertemu lebih kurang sebulan, tapi perasaan seperti keluarga yang tidak pernah bertemu dua dekade (hiperbola.com). akhirnya keadaan kami sebagai keluarga kunang-kunang pun terasa ekslusif, ketika ngumpul bareng, makan bareng, main bareng, diskusi bareng, sampai buat ribut pun bareng. Memang sih terasa seperti mencemarkan nama baik alumni FIM, hehe..
Pada acara Young Leaders Summit ini pesertanya di bagi berdasarkan nama-nama pahlawan di Indonesia. Aku dan 3 alumni FIM 11 masuk dalam kelompok Sam Ratulangi bersama 15 pemuda luar biasa lainnya yang berasal dari berbagai latar belakang serta pergerakan, termasuk juga umur, ada yang sudah sarjana, nikah dan bekerja, walaupun ada juga yang baru SMA. Jadi sangat nyaman bergabung dengan barisan senior di belakang. Hehe

Jumat, 16 Desember 2011

Perjalanan kemunduran

Perjalanan kali ini cukup menggores hikmah yang mendalam yaitu hikmah pengembangan kapasitas serta bertambahnya wawasan dalam diri sehingga proses upgrade diri yang mentransformasikan pribadi pembelajar ini menjadi sosok yang lebih punya modal untuk di bawa pulang ke akhirat kelak.
Sebenarnya di sisi lain dalam perjalanan ini saya merasakan kesedihan, irisan hati yang menyayat serta penyesalan. Karena perjalanan ini menggoyangkan konsep yang selama ini telah dibangun sejak awal perkuliahan. Konsep yang menjadi pegangan serta warna dalam jati diri, serta terkadang saya tularkan, terapkan serta bagikan kepada orang sekitar dan generasi penerus, pemuda-pemuda militan, kader yang haus akan jati diri sholeh, binaan yang selalu saya tunggu kehadirannya yang menjadi tabungan masa depan.
Warna yang mulai pudar tersebut terjadi memang karena beberapa faktor, karena jauh dari lingkungan tausiah, perjuangan dalam berdakwah serta yang mengambil peran paling besar adalah ibadah yang mungkin hanya menjadi kegiatan rutin yang diwajibkan sehingga dalam proses pelaksanaannya tidak menambah kadar iman yang ada dan diperparah dengan canda tawa yang berlebihan, senda gurau yang melampaui batas serta pandangan-pandangan yang illegal.
Implikasi dari keadaan diatas mengakibatkan kegoncangan dalam konsep berfikir dan terkadang mengarah kepada keadaan yang lepas control. Walaupun keadaan lepas kontrol yang dimaksud tidak sampai melampaui batas norma agama. Namun, sebagai kader dakwah, Pembina atau pribadi yang ingin selalu memperbaiki diri mengalami kemunduran yang begitu jauh, seakan berjalan ke arah belakang, masa lampau, masa dimana saya belum mengenal tarbiyah, suatu proses yang memanusiakan manusia.

Rabu, 14 Desember 2011

Tutorial Likok Pulo


Tari likok pulo atau Tari Saman ditarikan pada saat menyambut tamu kerajaan atau tamu kehormatan. Dulunya semua tari yang berasal dari Aceh hanya ditarikan oleh laki-laki, namun saat ini telah mengalami modifikasi dan improvisasi sehingga ditarikan juga oleh perempuan, tapi tidak pernah campur laki-laki dan perempuan dalam satu tarian.
Isi dari kebanyakan syair dalam tarian likok pulo adalah puja dan puji kepada Allah SWT, shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, kisah-kisah penuh hikmah serta nasihat kepada seluruh penonton. Pada tari likok pulo ini gerakan yang ditarikan berfokus pada tangan, gelengan kepala dan ditarikan secara duduk. Gerakan yang ditarikan menggambarkan fenomena sehari-hari, seperti gelombang laut, salam-salaman dan fenomena lainnya.
Kecepatan gerakan penari harus mengikuti irama syair yang didendangkan oleh seorang ‘syech’. Jumlah penari bersifat tentative, namun minimal berjumlah 8 orang dan  bisa mencapai 14 orang. Gerakan tari dibagi menjadi genap dan ganjil, penari genap yaitu yang berada pada hitungan genap begitu juga ganjil, ada pada saat-saat tertentu gerakan tari genap dan ganjil berbeda.

                    Hai aneuk nyoe
Lahem hai adoe e………. Salamu’alaikum     (Allah)
Lahem hai adoe e………. Jame baro trok      (Allah)
Lahem hai adoe e………. Tamong jak piyoh (Allah)
Lahem hai adoe e………. Duek ateuh tika    (Allah

Gerakan 1 : kedua tangan di tepuk ke lantai di depan lutut.
Gerakan 2 : tangan di tepuk di atas lutut
Gerakan 3 ; kedua tangan di arahkan ke kanan sambil jari di petik (2x)
Gerakan 4 : kedua tangan di arahkan ke kiri sambil jari di petik (2x)
Gerakan 5 Genap : posisi setengah berdiri dengan tangan kiri di depan, tangan kanan kebelakang serta pandangan diarahkan ke kawan disamping kanan.
Gerakan 5 Ganjil : posisi duduk dan menunduk dengan tangan kanan di depan, tangan kiri dibelakang serta pandangan diarahkan ke kawan di samping kiri.
Gerakan 6 Genap : mengikuti gerakan 5 ganjil.
Gerakan 6 Ganjil : mengikuti gerakan 5 genap.
Selanjutnya semuanya kembali ke gerakan 1 dan diulangi sebanyak 4 kali.


Minggu, 20 November 2011

Konsistensi melahirkan eksistensi


Bumi berputar pada porosnya. Itulah fenomena natural yang tak terbantahkan serta banyak hikmah yang dapat dipetik atas kejadian yang terjadi di permukaan bumi itu sendiri. Keniscayaan bahwa suatu keadaan bisa berada pada puncak kesuksesan pula dilain waktu akan datang masa pancaroba yang berkepanjangan yang terkadang dapat menghasilkan bibit unggul dan membawa keadaan kembali berada di atas awan.
Jika kita gambarkan pada sebuah perputaran roda, mungkin banyak yang berargumen bahwa Negara Amerika lah yang sedang berada pada posisi teratas. Namun posisi tersebut lambat laun sedang menukik ke bawah seiring dengan kekuatan ekonomi yang melemah, potensi sumber daya manusia yang menipis dikarenakan pemuda di amerika tidak popular untuk menikah, mereka lebih senang hura-hura menikmati masa mudanya dengan segala kebebasan. Jadi jangan heran jika melihat remaja-remaja disana melakukan hubungan layaknya suami istri padahal belum terikat janji suci, atau bahkan bercium mesra di depan umum, jika anda kepergok melihat kelakuan tersebut dan melihat keheranan atas perbuatan mereka, mereka akan kembali menatap anda dan bertanya “apa yang anda lihat..?? kalau anda ingin, buat sendiri jangan menggangu orang lain..!! (kisah nyata). Akibat dari krisisnya bibit-bibit baru maka diperkirakan beberapa puluh tahun kedepan yang tersisa di amerika, eropa serta Australia hanyalah orang tua renta. Hal ini juga yang saya amati langsung di Jepang.
Para pakar memprediksikan bahwa kedepan yang akan menjadi Negara adikuasa adalah Cina. Banyak calon P.hD asal Negara komunis ini sekarang berada dan menimba ilmu di MIT, oxford, Harvard dan universitas-universitas terbaik dunia lainnya. Tak kurang juga stok doctor dan enginer yang sudah berada di Cina dan mengembangkan negaranya, terutama segi teknologi. Lihat saja sekarang produk teknologi sudah di dominasi oleh barang “made in China”. Contohnya iphone yang tersaingi oleh htc dengan androidnya, walaupun pabrikannya berada di Taiwan (Cina Taipei). Sekarang sedang berlangsung pemilu di Taiwan yang dimana salah satu kandidat presidennya memiliki visi-misi untuk kembali merapat ke Cina.

Kamis, 17 November 2011

Syair Likok Pulo


Hai aneuk nyoe
Lahem hai adoe e………. Salamu’alaikum     (Allah)
Lahem hai adoe e………. Jame baro trok      (Allah)
Lahem hai adoe e………. Tamong jak piyoh (Allah)
Lahem hai adoe e………. Duek ateuh tika    (Allah


Sen hai bak kusen
‘Oh lheuh nyoe han le loen tem
Lahee lah kusen lah
Bak gura si hem hai bak kusen
# Bukon le saying loen kalon-kalon pade
   Jipot angen glee rubah meutimpa
   Badan loen pijuet meutamah-tamah kuneng
   Lawet loen meu’en bak peh-peh dada


Hem mala-mala
Deungo-deungo loen kisah saboh habaran
Hem mala-mala
Bayeun-bayeun teureubang jidong cong jeumpa


Salu’ala Muhammadin
Salu’ala mufarsalin
Sahar nabi sahar nabi
Sahar nabi wamursalin
Allah ya Allah


Jinoe loen kisah Hasan ngoen Husen
Yang puteh licen asoe syuruga
Hasan ngoen Husen cuco di Nabi
Aneuh Tuan Siti Fatimah Zuhra


Hai jut majuet jikurok-kurok gunong
Jikeumeutamong u dalam donya
Uroe jikurok malam-malam di sebe
Malaikat the geu yue dho teuma


Rabu, 16 November 2011

Syair-syair Rapa-i Geleng


Ø  Ragam 1 (Jalan masuk) 
Salallahhurabbuna ‘alanuril’alamin
Muhammadin lilmustafa, saidilmursalin
Wa’alaalihiwashahbihi ‘ajma’in

Ø  Ragam 2
Salatullah, salamullah
Alathaha Rasulillah
Salatullah, salamullah
Alayasir Habibillah

Ø  Ragam 3 (Saleum)
Saleum as saleum(3x) mu’alaikum
Warahma warahmatullah
Jaroe du jaroe duablah
Ateuh je ateuh jeumala
Saleum ka saleum(3x) kamoe brie
Beugot neu beugot neu sambot
Meubek neu, meubek neu brie rheut
U luwa tikaa, u luwa tikaa…

Ø  Ragam 4 (Ie laot likok pulo)
Ie laot arun meupulo
Peuraho woe sigoe duwa
Beutajak u lua nanggroe
Beuta thei droe bek gadoeh ingat

Kamis, 10 November 2011

Ayah..


Ini adalah salah satu penggalan cerita dari pemateri luar biasa pada saat pelatihan Forum Indonesia Muda (FIM) angkatan 11. Cerita ini sangat menggugah serta mengundang isak tangis para pendengar saat itu, padahal sebelumnya semua pendengar fokus dan tidak menerka ending dari kisah tersebut sangat menyentuh hati yang paling dalam, sehingga meledaklah ekspresi dan mengalirlah air mata. Sengaja saya tuliskan disini agar selalu terpatri di dalam sanubari dan tausiah diri, semoga pembaca dapat mengambil hikmahnya serta menjadikan catatan pribadi dan kalau boleh di sebar ke berbagai insan lainnya. Semoga bermanfaat.

            Suatu sore yang kering dan hening seorang pimpinan perusahaan terkenal merasakan suasana hatinya yang begitu hambar. Tak tahu apa yang dikerjakan agar suasana hatinya berubah. Dan ia mulai menerka apakah ini yang dimaksud dengan kekerasan hati, kekosongan jiwa serta mati rasa, padahal ia dulu berada pada ekonomi yang sangat rendah, di posisi yang di olok-olokan oleh sekitarnya. Dan sekarang ia kaya-raya dengan mobil beserta penjaga dan rumah yang nyaman dan ia mulai merenung.
            Memang dulu ia seorang Office Boy yang mengantarkan minuman, makanan serta keperluan lainnya kepada pegawai di kantor tersebut. Bekerja bak pembantu diperusahaan tersebut tak membuat semangatnya untuk terus belajar dan mengambil manfaat dari setiap kegiatan yang dilaluinya, mulailah pemuda yang hanya lulus SMA ini beraksi. Jika ada seminar atau pelatihan yang diadakan di perusahaan tersebut ia berdiri di samping pintu masuk dan mencuri-curi dengar terhadap materi yang diberikan dan mencatatnya, ketika pintu terbuka maka dengan sigap ia menoleh dan mendengar dengan lebih jelas hingga pada saat bossnya melihat ia dipersilahkan masuk dan duduk manis di kursi paling akhir.
            Tak cukup dengan itu, jika ada kesempatan disela-sela kerja sebagai OB, ia melihat kepada karyawan yang pekerjaannya paling banyak dan mendekati karyawan tersebut seraya berkata “apa yang bisa saya bantu..??” spontan sang karyawan terkejut dan memberikan sebagian tugasnya kepada pemuda tersebut.

Minggu, 06 November 2011

Kunang-kunang di zamrud khatulistiwa

Sebelum saya menggoreskan lebih banyak kata-kata serta cerita tentang pelatihan Forum Indonesia Muda, terlebih dahulu saya ingin mempertegas bahwa baru kali ini saya mengikuti forum nasional yang menghimpun pemuda dari seluruh Indonesia dan dari berbagai latar belakang serta ideologi fikiran dan kami merasa seperti satu keluarga besar yang mempunyai arah dan tujuan yang sama, untuk membangun Indonesia yang lebih baik. Biasanya jika mahasiswa bertemu di forum nasional pasti beradu argument, saling debat pendapat dan yang paling parah tuan rumah yang mengadakan acara tersebut menjadi pihak yang dirugikan karena ulah para peserta undangan kegiatan yang banyak permintaan. Tapi sangat berbeda dengan FIM, seperti yang kita baca pada testimoni para alumni, forum ini menawarkan hubungan kekerabatan dan persahabatan, dimana mahasiswa dari seluruh penjuru bisa mengenal, bertukar fikiran, bekerja sama serta saling berbagi. Dan karena pesertanya berasal dari berbagai daerah tentunya layaknya sebuah keluarga besar, jika satu anggota keluarga berkunjung ke berbagai kota di Indonesia ia dapat menginap di rumah keluarganya, misalnya anak aceh yang berkunjung ke bandung, ia dapat menginap di rumah teman alumni FIM lainya yang berada di kota tersebut, dan hal itu sudah saya lakukan.. (hehe ketahuan yak.. maklum masih mahasiswa).
            Baik, mari kita mulai dengan kenapa saya ikut mendaftar di kegiatan ini. Ketika suntuk menghadang, minim kompetisi dan perasaan puncak ingin naik pesawat lagi dan diperparah dengan kawan seangkatan yang mengikuti banyak lomba dan berangkat ke luar daerah, disaat itulah bergejolak perasaan untuk berjuang keras ikut kompetisi yang membawa diri ini ke ibukota. Dan tersebutlah nama saya diantara 130 peserta lainnya yang lolos untuk mengikuti pelatihan FIM.

Sabtu, 05 November 2011

Untukmu yang selalu kurindu


Untukmu yang selalu ku rindu…
sosok yang tersisa dalam memoriku,
akulah pengagum setiamu,
yang tak bosan membaca biografimu,

Abiii…
Kata yang ingin ku ucap di pagi hari,
Sebutan untuk seorang panutan dalam keluarga ini,
Yang memberikan perhatian ketika ku lahir,
Yang menjadi kata dalam doa di siang dan malam hari,

Kemarahanmu adalah jiwaku
Petuahmu adalah jalan lurusku
Kau adalah ilham dalam hidupku
Kau adalah pembimbing spiritualku
Jika mungkin ku terlahir kembali
Ku ingin kau jadi ayahku lagi.

Dan aku bangga menyisipkan namamu di balik namaku,
Agar mereka tahu, aku akan mengikuti jejakmu
Dan sebagai cambuk bagiku agar selalu menjaga nama baikmu,

Senin, 10 Oktober 2011

Karena pemuda adalah potensi

Apa yang anda ketahui tentang Parlemen Muda ?
Saya mengetahui informasi tentang parlemen muda dari jaringan sosial yang dikirimkan oleh teman. Parlemen Muda ini mencoba mengumpulkan pemuda yang berfikir kritis dan mempunyai latar belakang aktifis dari setiap provinsi yang ada di Indonesia untuk duduk dalam satu forum membahas isu mengenai demokrasi dan permasalahan masyarakat. Tak hanya itu, di dalam forum Parlemen Muda ini juga diberi pelatihan tentang partisipasi di ranah politik,membangun kecakapan dalam berbicara serta berfikir untuk menemukan solusi dari permasalahan sehingga setiap lulusan dari forum ini merupakan pemuda yang siap memimpin dan terjun langsung ke masyarakat.

Alasan terhadap isu yang ingin di bahas.
Pendidikan merupakan elemen terpenting dalam membangun peradaban yang mapan di negeri ini. Indonesia yang sedang berkembang membutuhkan sumber daya manusia yang banyak yang bergelut di berbagai disiplin ilmu. Indonesia akan lebih maju dari segi teknologi serta peradaban jika jumlah masyarakat yang berpendidikan tinggi semakin banyak, sehingga pola fikir pembangunan yang searah bisa diterapkan. Ketika masyarakatnya sudah berfikir maju maka lingkungan yang sehat akan terbentuk, baik sehat secara pola fikir yang rasa sosialnya tinggi maupun sehat secara fisik. Sehingga kesehatan masyarakat juga akan terjaga dari penyakit-penyakit sosial yang sudah sangat kronis seperti korupsi, kolusi, nepotisme serta penyakit fisik.
Apa permasalah yang anda ketahui di daerah anda terkait dengan permasalahan yang akan didiskusikan di sidang Parlemen Muda ?
Di Aceh permasalahan yang sedang bergejolak adalah ketidakpercayaan antar elit politik yang sedang berkuasa, baik yang sedang berada di legislatif maupun eksekutif. Komunikasi yang terputus antara kedua penguasa tersebut membuat keruh ditataran masyarakat sehingga terjadi konflik yang memicu adrenaline dan bahkan tak jarang mengundang tumbangnya korban jiwa. Permasalahan kedua adalah kedewasaan berfikir, baik pejabat pemerintahan, pembuat kebijakan, masyarakat bahkan termasuk pemuda. Jumlah masyarakat yang besar didukung dengan tersedianya sumber daya alam yang melimpah seharusnya mampu mensejahterakan kehidupan penghuni di provinsi ini. Namun nyatanya, para pembuat kebijakan tak mampu bertindak sebagai organizer untuk mengelola semuanya. Bahkan banyak dari kekayaan alam di jual secara mentah dan ada bahkan dibiarkan begitu saja. Begitu juga dari segi masyarakat yang termasuk di dalamnya elemen pemuda. Proses berfikir kreatif serta menghasilkan ide brilian untuk mengolah permasalahan menjadi solusi bersama sangat jarang kita dapati. Begitu banyak potensi di daerah ini yang bisa diolah sehingga menghasilkan produk ekonomi yang laku di pasaran.

Rabu, 05 Oktober 2011

Second THE Fair


Untuk kedua kalinya salah satu Negara bermata sipit datang ke Aceh untuk mempromosikan pendidikan tinggi di Negara mereka. Ya.. Taiwan Higher Education Fair digelar lagi di Aceh, tepatnya di kawasan kampus ternama di Aceh. Untuk kedua kalinya mereka datang khusus dari Negara Formosa khusus ke Indonesia untuk mengundang putra-putri terbaik bangsa untuk melanjutkan studinya di Taiwan. Sama seperti tahun kemarin, para Taiwanese ini datang dengan membawa informasi lengkap tentang universitas, gaya hidup, entertainment serta informasi berguna lainnya yang tentu akan memperluas si calon penerima beasiswa ditambah dengan beberapa souvenir unik dari masing-masing universitas dan daerah untuk menarik pengunjung. Namun tahun ini ada sedikit perbedaan, ada plus dan minusnya. Plusnya adalah kali ini mereka tidak hanya menawarkan informasi tentang universitas dan beasiswa namun juga mereka langsung mengadakan test bagi calon penerima beasiswa. Yang minusnya adalah universitas yang hadir menyusut sekitar 10 universitas dari tahun kemarin, bisa jadi disebabkan oleh banyak faktor,  ya…kita Cuma bisa berfikir positif sob.
Terlepas dari maksud dibalik layar, terlepas dari “tidak ada makan siang gratis” dan maksud hati untuk berprasangka baik terhadap perbuatan baik yang dilakukan oleh orang lain saya mewakili pribadi (sedapp.. gaya pidatonya sby nih) mengancungkan dua jempol untuk pemerintah Taiwan yang sudi kiranya berangkat dari Negara nan jauh di sana menghabiskan 4 jam perjalanan ke negeri khatulistiwa khusus untuk mengundang putra-putri terbaik bangsa untuk melanjutkan dan merajut mimpinya di Negara yang menggunakan bahasa mandarin tersebut. Walaupun nantinya ada timbal balik dari pemerintah Indonesia atau khususnya aceh untuk membalas budi tersebut. ya.. seperti yang saya sebutkan di atas, namanya juga perbuatan baik, harus kita terima daripada susah-susah memikirkan efek negatifnya yang membuat makin kusut pikiran di kepala, jadi tambah tua, nambah banyak dosa, akhirnya masuk neraka, Astaghfirullah..!!
Pada tahun kedua ini saya diberi kesempatan untuk menjadi pendamping stan National Koahsiung First University of Science and Technology (NKFUST) mantap nama universitasnya kan, panjangnya seperti kereta api. Pertama kali mendengar bahwa saya ditugaskan di universitas ini saya langsung tersenyum, karena kota Koahsiung pernah saya kunjungi setahun yang lalu, tepatnya di bulan September tanggal 17-19 tahun 2011. Kunjungan selama tiga hari tersebut dimaksudkan untuk menghadiri sekaligus memenuhi undangan sebagai salah satu pembicara di International Conference on Open Source (ICOS) di Koahsiung Medical University. Kalau sobat-sobat membuka fb saya di daftar album anda bisa melihat foto-foto saat saya menjadi pemateri di seminar internasional judul albumnya “invited Speaker” (promosi dikit boleh kan, hehe).

Senin, 26 September 2011

My Personalized


I grow up in Aceh culture neighborhood. The beautiful culture teaches me how to respect older people and love younger people. My education background is same as most people in Aceh. Six years in elementary school, three years in junior school and three years in senior high school.
When I was in senior high school, I had a chance to learn traditional dances, there are Rapa’I Geleng, Likok Pulo and Saman.  It is a great chance for me to introduce our beautiful dances to other people. In 2007 I enter mathematics department, Faculty of science, Syiah Kuala university. In my first year, I had a chance to follow Student Critical Thought Competition Paper National Level On Field Politics, Law and Security Held By Ministry of High Education (Dikti). I was invited by Dikti to present our presentation in Surabaya. Also in 2008, I had a chance to went to japan, to follow student exchange together with 9 students and 2 lecturers from Faculty of science. Last July to September, 2010 I had a chance to went to Taiwan to follow summer internship program together with my college friend.
I ever travelled to Japan and Taiwan to make relationship and improvement to myself. Open my mind and engage with global community. I still keep in touch with the professors, friends in that country but it not enough. Right now, my English still poor and I need more experience to make me become ready to face the world.
I also try to be a good member and leader of organizations. I joined Lembaga Dakwah Kampus FMIPA, PEMA FMIPA, PEMA Unsyiah and ILMMIPA Indonesia. There are a lots of thing that I learned when I was in organization, I also have a chance to traveled some city in Indonesia like Riau, Pontianak to attend student meeting. I have a lots of story during my college time and some of the story I wrote it in my blogsite: www.akhitaufiq.blogspot.com. I just share what I have got so everyone could feel what I feel and learn from my experience.
I will continue learning in everywhere, every time during my life time to make me become a good person and leader in the future.
 

Mohon Hamba Pada Mu

Ketika hamba mengingatinya, Rabbi
Mohon jangan lantunkan hamba dalam angan percuma,
Namun tunjukkanlah bahwa mengingat-Mu selalu lebih utama…


Ketika hamba merinduinya, Rabbi
Mohon jangan gerakkan bibir hamba untuk merangkai kata,
Tetapi tuntunlah hati hamba untuk menghamparkan doa kebaikan baginya…


Ketika hamba melabuh harap bersamanya, Rabbi
Mohon jangan lalaikan hamba dalam kilau dunia semata,
Tetapi semoga Engkau menangkan hati hamba untuk lebih mendambanya dalam keabadian surga…


Dan jika nantinya pun Engkau sandingkan dia dengan yang lain,
Mohon jagalah hati hamba dari sendu yang terlalu,
Dari kepedihan yang sulit terurai waktu…

Ingatkan hamba, Rabbi;
Bahwa hamba selalu memiliki cinta-Mu…


Cinta itu Engkau tumbuhkan,
Engkau kuatkan penjagaan selaras tuntunan,
Dan hanya izin-Mu juga yang akan sanggup menghapuskan…


Dikutip dari dakwatuna.com

Sabtu, 10 September 2011

NGO pi

Ini bukan cerita tentang NGO (Non-Government Organization) atau yang dalam bahasa Indonesianya sering disebut dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Karena ini sepenuhnya tentang aktivitas ringan “minum kopi” atau bahasa slanknya ngopi.
Aku tidak akan bercerita tentang uniknya Aceh dengan warung kopi bertebaran di berbagai sudut kota.  Juga bukan tentang kopi aceh yang sangat terkenal dan harum serta rasannya yang khas. Atau tentang kopi luwak yang mahal itu dengan proses pembuatannya yang mungkin masih dipertentangkan oleh masyarakat karena melalui proses feses dari sebuah binatang.
Karena ini cerita tentang proses menambah database teman, mempererat tali silaturrahmi serta proses pertukaran ide dan fikiran, yang terkadang prosesnya sering berlangsung sambil ngopi. Akhirnya aku menyukai aktifitas ngopi, walaupun terkadang kuhindari agar tidak keseringan serta terkesan membuang waktu. Karena juga terkadang jika aktifitas ngopi tidak dibarengi dengan obrolan yang berkualitas, diskusinya bisa tidak terarah pokoknya berefek negative lah…
Berawal dari gabung konkow bareng sesama aktifis di kampusku, sesama kawan letting di perkuliahan, kawan SMA, SD. Apalagi di moment hari raya Idul fitri ini, kebanyakan kawanku yang sudah melanglang buana pulang ke Aceh, pada saat itulah kami ngumpul di warung kopi. Seperti semalam aku ngopi bareng sama abang-abang mahasiswa dari berbagai universitas dan negara. Ada yang sudah selesai Masternya di Taiwan, ada yang sedang menyelesaikan Ph.D nya bahkan ada yang postpone S1 nya, hehe.. beragam latarbelakang membuat diskusi semakin mantap, walaupun canda tawanya pun menggelegar.
Aku hanya ingin membangun link seluas-luasnya dan mengenal banyak orang dengan berbagai ragam profesi serta latarbelakang, memerhatikan bagaimana pola pikir mereka, cara mereka mengeluarkan ide serta gagasan, membangun rencana kehidupan serta cara mereka membuat orang lain tertawa, karena aku yakin, rezeki datang dari pintu yang tak kuduga. Bisa jadi rezeki itu Allah titipkan dari salah satu tangan mereka, dan pun karena kita makhluk sosial dan diciptakan beragam sehingga kita dapat mengenal satu dan lainnya. dan terkadang aku sangat bersemangat untuk membantu orang yang meminta bantuan kepadaku (jika memang bisa aku selesaikan), senang rasanya bisa menyelesaikan kendala yang dihadapi oleh orang lain. Dan aku ingin menolong lagi banyak orang karena aku ingin Allah menolongku dalam banyak hal…

Jumat, 02 September 2011

Yang Mana niat mu..??


Semua mahasiswa berlomba-lomba agar mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studinya ke luar negeri, karena memang untuk melanjutkan studi membutuhkan dana yang tidak sedikit, apalagi ke luar negeri, harus jual tanah dulu..hehe. Pak dekan ku pernah menghitung-hitung katanya biaya yang dihabiskan untuk menempuh studi master bisa mencapai 500 sampai 700 juta, kalau untuk Ph.D (bahasa keren untuk S3) bisa mencapai 1 M, nah.. mau ngemis dimana biar dapat dana segitu..?? kredit di Adira (biasanya mahasiswa kalau beli laptop ambel kreditnya disini nih..)..??  
Nah.. pasti anda tergiur kan untuk dapat beasiswa, gimana gak, bayangin aja kalau kuliah di Ausie masyarakatnya ramah banget, ausie tu terkenal dengan interaksi sosialnya yang tinggi. Atau anda mau kuliah di mata sipit, baik jepang cina atau korea?? Atau di Eropa, kalau kuliah di eropa udah belajar sama pakarnya trus kita belajar di gedung-gedung tua, makanannya pun mengundang selera. Beberapa hari ini aku baca buku success stori nya para penerima beasiswa Erasmus Mundus, beuh.. iri banget rasanya.. Erasmus Mundus memberikan beasiswa plus kesempatan jalan-jalan dan makan-makan. Bayangin aja, kita bisa kuliah minimal di 2 negara di eropa, trus smua dananya di tanggung, bahkan ada yang bawa keluarga lagi.. wah.. bisa honeymoon disana sekalian.
Tapi apa sih niat anda sebenarnya untuk berjuang berdesak-desakan, rela begadang, bahkan dana di korbankan untuk mendapat beasiswa..?? setelah diskusi sana-sini, buka buku dan bertapa di gua, akhirnya aku menemukan beberapa alasan mereka yang berjuang mencari uang untuk belajar di luar negeri, cekidot gan..

1.      Mencari Ilmu
Inilah alasan yang paling idealis, atau alasan untuk menutupi alasan kesenangan lainnya. Biasanya kalau nanya ke mereka yang mencari beasiswa pasti jawaban standarnya untuk meningkatkan kapasitas keilmuan, karena di Indonesia kurang bagus pengajarnya atau fasilitasnya kurang, akses informasi yang serba cepat serta kompetisi tingkat international membuat kita terpacu untuk menjadi yang terbaik.

Book, Pack and Goo..


Judul diatas merupakan slogan nya Airasia.com. karena memang sangat mudah dan gampang untuk terbang dengan Airasia. Dengan maskapai tersebutlah aku melakukan perjalanan sebagai Backpaker yang juga melengkapkan kunjungan Negara kelima. Ya.. Alhamdulillah kaki ini sudah menginjakkan di lima Negara berbeda, Indonesia, Jepang, Taiwan, Malaysia dan Singapura. Semua Negara tersebut aku kunjungi dalam berbagai kesempatan dan keperluan, kali ini aku akan berbagi tentang kunjungan ke Negara tetangga kita Malaysia dan Singapura, dengan tujuan menjadi Hikmah dan pengingat bagi pribadi yang lalai ini. Semoga Allah menjauhkan dari tujuan Riya’, Takabbur dan Sombong,…
Berawal dari duduk-duduk santai di salah satu kedai kopi di kawasan Banda Aceh, aku dan kawanku Ihsan iseng berencana berangkat ke Malaysia. Kami memutuskan untuk berangkat bulan agustus dengan pertimbangan kawan SMAku Muksin yang sedang menempuh studinya di UKM akan wisuda, sekalian ngerayain wisuda plus jalan-jalan, tempat tinggal kan bisalah tidur di tempat kosnya muksin. Akhirnya tiketpun di pesan jauh-jauh hari agar dapat promo.
         Bulan agustus pun menyapa, ternyata ada pengunguman dari pihak universitas bahwa pesta wisuda di tunda ke bulan September, mengingat bulan agustus bertepatan dengan Ramadhan. Karena bulan agustus ini kegiatan akademikku sudah libur, akhirnya aku dan Ihsan berangkat ke Malaysia walaupun sebelumnya harus duduk beberapa kali di warung kopi untuk menyusun ulang planning.
Pramugari pun menyambut dengan ramah keberangkatan kami (memang tugasnya ya..? hehe), rupanya kami satu pesawat dengan mahasiswa pertukaran ke Korea, salah satunya adalah Mulkan. Aku mengenal mulkan pertama kali sewaktu di Taiwan, dia memang anak kesayangan dosen dan mahasiswa berprestasi di Teknik Elektro. Bibit unggul lah… Rupanya mahasiswa pertukaran ke Korea ini harus transit di Malaysia selama sehari, karena penerbangan mereka ke Korea malam keesokan harinya. Jadi di kabin pesawat itu duduklah aku, Ihsan dan Mulkan. Kami hitung-hitung berapa biaya yang mulkan dkk akan habiskan untuk menginap sehari di Malaysia. Di iringi dengan tawa dan canda yang menggelegar kami berdiskusi, seolah-olah tidak ada orang lain berada di samping.

Rabu, 24 Agustus 2011

Kesyahduanku..

Malam-malam syahdu,
malam-malam dialog mesra,
malam-malam curahan jiwa kepada Pencipta

Sungguh ya Rabb aku merasa tentram, bahagia serta bertambah cinta ini semakin kuat kepada-Mu,
sungguh nikmatnya tak terbayarkan, tak tergantikan..

ketika air mata itu tercurah tak terduga..
ketika ku sujud seakan aku merasa sangat dekat dengan Mu..
seakan aku merasakan surga dan neraka dalam waktu yang bersamaan..

Sungguh aku menginginkan malam-malamku selalu malam mahabbah kepada-Mu,
seandainya bulan cinta ini tak berlalu,
seandainya malam-malam mesra itu selalu ada,
aku akan sibuk dalam kesyahduanku..

oh Ramadhan,..
mengapa kau begitu cepat berlalu..

oh malam-malam qiyamul lail..
belum kering rasanya air mataku..
belum usai semua untaian doaku,
belum sempurna rasanya Tuma'ninahku

Besar harapan,..
tersungkur kami memohon..
agar kami bisa bercengkrama dengan mu lagi,
berdialog mesra, curahan jiwa, larut dalam kesyahduannya..


Terimalah cinta ini ya Rabb,..
karena aku tidak memiliki cinta sebesar cinta kepada Mu...


*Mesjid Al-Furqan
  Ramadhan 1432 H

Rabu, 13 Juli 2011

Pemateri Tunggal

Wah.. udah lama neh ga nongol dan di bersihin ni blog. Hampir beberapa bulan ini minim produktifitas dalam menulis, sepertinya ransangan dan keadaan yang tidak mendukung. Apalagi dalam setahun belakangan ini banyak yang bergejolak dan terjadi tensi naik turun serta terasa dari hari ke hari seperti menjalani kegiatan yang berubah-ubah, kadang-kadang seperti berada di kutub utara di lain waktu seperti di kutub selatan. Memang biasanya blog ini akan penuh dengan cerita dan pengalaman jika diri ini sedang berada di luar kampung halaman. Rasanya kalau sedang berjuang di kampung orang banyak kisah dan kejadian yang terjadi, juga banyak waktu luang sehingga cerita yang ada dipadukan dengan waktu luang yang tersedia, jadi deh tu cerita nempel di blog. Tak apalah, kali ini ada pengalaman yang unik yang aku alami yang membuat aku sendiri bingung mengkategorikannya seperti apa, apakah ini track record baru, atau malah biasa aja. Mumpung pagi ini ga masuk kuliah, jadi jari ini memainkan perannya di keyboard laptop, nikmati aja ya sob…
Senin pagi itu setelah aku mandi tiba-tiba telpon berdering dan ternyata pak PD3 nelpon, segera kuangkat telp tersebut. Aneh memang pertanyaan pertama yang muncul, “apa kabar Taufiq..?” wah, ada apa gerangan nih pak, kok tiba-tiba nanyak kabar, pasti mau minta tolong hehe, gumamku dalam hati. “Alhamdulillah sehat pak, ada apa pak??” jawab ku. Ternyata telpon bermaksud meminta tolong agar aku mau menjadi pemateri untuk memberikan motivasi ke mahasiswa baru yang masuk melalui jalur usmu (undangan masuk universitas). Langsung ku iyakan dengan nada yang bersemangat, seolah-olah kalau ada kontraknya di hadapanku langsung ku tandatangani, hehe.
Langsung kupersiapkan materi-materi yang dapat menggugah, video yang menarik dan artikel-artikel bagus dan akhirnya kupilih video motivasi dari Danang dan artikelku yang sebelumnya telah kuposting di blog ini tentang menjadi aktifis yang sukses sebagai peluru yang akan kutembakkan ketika memberikan motivasi ke adik-adik baru. Disela-sela aku mempersiapkan materi tiba-tiba pak PD3 nelpon lagi katanya “Ajak satu orang kawan untuk jadi moderator dan acaranya akan di mulai tepat jam 2 di Aula, karena pesertanya ada sekitar 110 orang” dan kutanyakan apakah ada lcd dalam ruangan, pak PD3 pun akan mengusahakan adanya proyektor.

Senin, 28 Februari 2011

Ya Rabb, Aku Rindu,,

Selayaknya bagi jiwa-jiwa yang mengazamkan dirinya di jalan ini
Menjadikan dakwah sebagai laku utama
Dialah visi, dialah misi, dialah obesisi
Dialah yang menggelayuti di stiap desah nafas
Dialah yang mengantarkan jiwa-jiwa ini kepada ridha dan magfirah Tuhannya kelak…
Tahun kedua aku menatapi langkah ini untuk menuntut ilmu di kampusnya para scientist merupakan tahun yang kurasakan sangat berkualitas. Aku di amanahkan untuk memimpin barisan pendakwah di fakultas, ya.. memimpin LDK. Tercatat sebagai ketua LDK termuda dan paling amatiran. Tapi ada perasaan semangat yang terus menggelora pada tahun itu, semangat yang sangat kurindukan, tak sempat kumerasakan lelah karena tertutupi dengan menumpuknya kegiatan.
Hal lain yang kurindukan adalah ringannnya kaki melangkah untuk agenda-agenda dakwah, hati yang bahagia, pikiran yang segar, pandangan yang terjaga, pergaulan yang sehat serta tenaga-tenaga yang terkuras terasa bermanfaat dan berkualitas. Sungguh aku sangat merindukan masa-masa itu. Masa-masa aku menjadi jundi dalam dakwah ini, babu dalam agenda-agenda dakwah, peserta di stiap kajian-kajian, peserta rapat-rapat rutin, penanggung jawab stiap kegiatan pelatihan, kajian dan seminar keislaman, Sungguh aku sangat merindukannya…

Minggu, 13 Februari 2011

Catatan Pengabdian Seorang Relawan

Banyak yang mengartikan kata relawan yaitu rela tidak melawan, rela waktu dan tenaganya terkuras, pikiran terpecah dan bahkan mengikhlaskan sebagian dari hartnya untuk digunakan dalam kegiatan social. Dengan prinsip mengabdi sebagai tanggung jawab social kepada masyarakat seorang relawan yang ideal menyatu dengan masyarakat, merasakan apa yang selama ini menjadi kegelisahan, memecahkan permasalahan kemasyarakatan, menyuntikkan vitamin kehidupan bertenggang rasa serta menyalurkan ide-ide brillian guna mendorong kehidupan yang produktif dan berkualitas.
Sebagai Agent of change sudah sepatutnya sebagai mahasiswa memikirkan dan mencurahkan sebagian tenaganya untuk masyarakat di area yang tidak terjamah oleh derasnya arus pembangunan dan kemajuan dalam berbagai bidang. Hal ini mungkin bisa disebabkan oleh nepotismenya kekuasaan, piciknya kemajuan teknologi, kemunafikan pemerataan pendidikan dan yang paling besar adalah keserakahan kepemimpinan. Semoga penulis dan pembaca dijauhkan dari kerasnya hati yang membuat kita tidak peka terhadap penderitaan yang meraung-raung dan merindukan iba para pemimpin dan juga semoga kita selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan karena sungguh siapapun anda, apapun profesi anda, ada nikmat Allah yang melekat yang tak mampu kita balas walaupun dengan ibadah beribu tahun lamanya.
Bakti social yang diadakan di desa Burlah kecamatan Ketol kabupaten Aceh tengah cukup menyisakan banyak catatan penting yang menjadi hikmah dan introspeksi kita bersama. Kami para relawan mengabdi selama 10 hari di desa tersebut, membaur dengan masyarakat yang hampir tidak memiliki target kehidupan di masa yang akan datang, hanya memikirkan isi perut hari ini, menjalani hari esok seperti hari-hari biasa, tanpa ada gebrakan dan usaha untuk keluar dari system.
Burlah memiliki arti “tengah-tengah”, yang maknanya desa yang diapit oleh bukit atau berada di antara 2 desa yang lainnya. Kebanyakan masyarakat di desa ini berprofesi petani, karena memang demografi desa burlah dipenuhi dengan bukit-bukit sehingga bagus untuk bercocok tanam. Pada pagi hari para kepala keluarga bahkan seluruh anggota keluarga bergegas menuju kebun untuk merawat dan memetik hasil perkebunan, jika sore telah menjelang mereka baru kembali ke kediaman masing-masing, bahkan ada salah seorang masyarakat yang kami temui sudah satu minggu berada di kebun yang jauh dari rumahnya. Biasanya pada hari jumat kebanyakan masyarakat tidak berkebun, mereka biasanya membersihkan rumah, memperhatikan keluarga, pengajian serta beribadah bersama-sama di mesjid. Jika malam telah menjelang, suasana desa ini begitu sepi dan sunyi, memang ada beberapa rumah yang memiliki televisi namun pada jam 10 keatas rata-rata masyarakat sudah terlelap, sangat jarang adanya kehidupan malam atau ada yang begadang, mereka betul-betul memanfaatkan gelapnya malam untuk beristirahat.