Jumat, 02 September 2011

Book, Pack and Goo..


Judul diatas merupakan slogan nya Airasia.com. karena memang sangat mudah dan gampang untuk terbang dengan Airasia. Dengan maskapai tersebutlah aku melakukan perjalanan sebagai Backpaker yang juga melengkapkan kunjungan Negara kelima. Ya.. Alhamdulillah kaki ini sudah menginjakkan di lima Negara berbeda, Indonesia, Jepang, Taiwan, Malaysia dan Singapura. Semua Negara tersebut aku kunjungi dalam berbagai kesempatan dan keperluan, kali ini aku akan berbagi tentang kunjungan ke Negara tetangga kita Malaysia dan Singapura, dengan tujuan menjadi Hikmah dan pengingat bagi pribadi yang lalai ini. Semoga Allah menjauhkan dari tujuan Riya’, Takabbur dan Sombong,…
Berawal dari duduk-duduk santai di salah satu kedai kopi di kawasan Banda Aceh, aku dan kawanku Ihsan iseng berencana berangkat ke Malaysia. Kami memutuskan untuk berangkat bulan agustus dengan pertimbangan kawan SMAku Muksin yang sedang menempuh studinya di UKM akan wisuda, sekalian ngerayain wisuda plus jalan-jalan, tempat tinggal kan bisalah tidur di tempat kosnya muksin. Akhirnya tiketpun di pesan jauh-jauh hari agar dapat promo.
         Bulan agustus pun menyapa, ternyata ada pengunguman dari pihak universitas bahwa pesta wisuda di tunda ke bulan September, mengingat bulan agustus bertepatan dengan Ramadhan. Karena bulan agustus ini kegiatan akademikku sudah libur, akhirnya aku dan Ihsan berangkat ke Malaysia walaupun sebelumnya harus duduk beberapa kali di warung kopi untuk menyusun ulang planning.
Pramugari pun menyambut dengan ramah keberangkatan kami (memang tugasnya ya..? hehe), rupanya kami satu pesawat dengan mahasiswa pertukaran ke Korea, salah satunya adalah Mulkan. Aku mengenal mulkan pertama kali sewaktu di Taiwan, dia memang anak kesayangan dosen dan mahasiswa berprestasi di Teknik Elektro. Bibit unggul lah… Rupanya mahasiswa pertukaran ke Korea ini harus transit di Malaysia selama sehari, karena penerbangan mereka ke Korea malam keesokan harinya. Jadi di kabin pesawat itu duduklah aku, Ihsan dan Mulkan. Kami hitung-hitung berapa biaya yang mulkan dkk akan habiskan untuk menginap sehari di Malaysia. Di iringi dengan tawa dan canda yang menggelegar kami berdiskusi, seolah-olah tidak ada orang lain berada di samping.
Singkat cerita kami memilih untuk stay satu malam di rumah kak putri, kakak sepupunya Mulkan, karena berdasarkan hitung-hitungan Mulqan ia lebih hemat untuk singgah di rumah kak putri, selain di servis makanan dan tempat tinggal, bisa sekalian silaturrahmi. Untuk urusan hitung-hitung jempol dah untuk Mulkan, hamper mendekati pelit.. kwkwkw
Selama di Malaysia, Ihsan menjadi Tourguide kami, karena dia yang paling berpengalaman mengeksplore Malaysia dan sekitarnya, bayangkan aja tahun ini dia udah 7 kali pulang pergi Malaysia.. tajir banget kan…(padahal tiket promo smua tu). Setelah menginjakkan kaki di kosnya kak putri pada malam hari, setelah di jamu makan dan minum, kami cerita-cerita sampai pagi menjelang, karena memang banyak hal nyentrik yang terjadi yg tidak bisa ditulis disini, cukup menjadi konsumsi kami saja, hehe
Pagi harinya setelah pamit dari rumah kak putri kami keliling kota sebentar untuk tukar uang dan ke kampus UKM, kemudian Mulkan dkk menuju bandara dengan taksi dan kami berangkat menuju kota Kuala Lumpur. Hari itulah aku menaiki KL tower yang menjadi lambangnya Malaysia. Semacam menara mesjid raya lah. Aku berada di KL tower kurang lebih 2 jam, dengan pemandangan luarbiasa dari atas tower, aku juga di beri kesempatan mengunjungi ruang Mega View yang ga sembarangan orang bisa masuk, trus aku di kasih promo ngerayain wedding di atas tower. Memang ada paketnya, jadi siapa aja yang mau merayakan pesta pernikahannya bisa memesan tempat di sini. Ada yang Mau..?? trus di bawahnya ada zoo dengan berbagai macam hewan, ada burung, ular, serta serangga.
Selepas dari KL tower aku dan Ihsan hunting bukaan gratis. Yang menjadi destinasi kami adalah mesjid di dekat menara kembar petronas. Menu bukaannya luar biasa, ada nasi kotak plus bubur kanji.. untuk porsi backpacker udah lumayanlah malah diatas standar. Tapi, pas pulangnya aku di timpa musibah, sepatu nike yang kubeli di Taiwan di raib orang, Innalillah wa Inna Ilaihi Raji’un. Tak apalah, hilang satu beli yang baru, hehe.. tapi kawanku Ihsan tak henti-hentinya menyanyikan lagu ST12 dengan improvisasi lirik “Sudah kubilang, Hapus air mata.. spatu ku hilang di malaysia” hehe…
Hari berikutnya adalah hari jumat. Kami memutuskan untuk mengunjugi mesjid Shah Alam, katanya sih fotonya sering di abadikan dalam kalender-kalender. Luar biasa memang mesjidnya, aku pun sempat beli souvenir peci khas Malaysia dan kami juga bertemu Maimun, mahasiswa yang belajar khaligrafi di salah satu universitas di sana. Sepulang dari Shah Alam kami kembali menuju ke rumah kak putri memenuhi undangan buka karena ada yang ulang tahun, hehe Alhamdulillah dapat makan gratis lagi..
Belum lagi merebahkan badan, di malamnya kami berangkat ke Singapura menggunakan kereta api, kebayang ga, setelah menempuh perjalanan sekitar 2 jam PP ke Shah alam, trus jalan lagi ke rumah kak putri, malamnya berangkat lagi ke Singapura, Aseli dah.. pegal-pegal..nguap-nguap sepanjang jalan. Tapi dengan semangat membara dan disokong oleh Toke Muksin kami berangkat ke Singapura. Muksin lah yang membayar semua biaya perjalanan kami mulai dari naik kereta sampai turun balik, karena cuman dia yang pegang dollar singapura. Ntah berapa dana yg kami habiskan, Semoga Muksin sehat walafiat, dipermudah rizkinya dan ga minta balek duit perjalanan ke Singapura, hehe (karena sampe sekarang belum aku bayar dananya, semoga di hari raya bisa dimaafin dan lunas semua.. hehe)
Sesampai di Singapura cuman satu tempat persinggahan kami dan kami menetap seharian penuh di sana yaitu Marina Bay, Trademarknya Singapura. Itu tu.. tempat Singa yang muntah (Ma lion). Perjalanan kami ke Singapura hanya satu hari, berangkat malam sabtu baliknya malam minggu, jadi pesan tiket PP biar lebih murah, dan ga usah pesan penginapan di Singapura langsung tidur sambil duduk di atas kereta.. hemat banget kan perjalanannya.
Karena ga tau kemana lagi akhirnya kami duduk lesu di tengah keramaian pengunjung di Marina Bay dan aku bahkan sampai tertidur (dasar backpacker), memang ada pertunjukan music sih. Akhirnya kawanku Ihsan mengambil inisiatif untuk mengontak pak Burhan, kenalannya di Singapura melalui Fesbuk. Ngeri juga ni kawan, punya kenalan orang melayu, ga tanggung-tanggung pula tu kenalannya, punya mobil super sport, trus kami di ajak keliling2 dengan tu mobil dan tentunya di ajak berbuka gratis plus makan malam, tak sampai disitu aja, kami dibeliin burger untuk sahur di kereta api… wuiihhh.. ngeri kan..?? sukses jadi backpacker. Sesampainya di tempat kos muksin di Malaysia kami semua tertidur pulas sampai sore, hingga sorenya baru bergerak lagi nyari bukaan gratis di mesjid dekat rumah mukhsin. Tancap man…
Hari berikutnya senin dan selasa aku habiskan untuk jalan-jalan serta belanja sekitaran KL, sempat juga untuk beli souvenir di Pusanika UKM yang di temani kak putri, karena ihsan harus ke kedutaan untuk mengurus paspor. Sempat aku beli oleh-oleh gamis untuk ibuku tercinta, wuiihh.. warna dan bordirannya ok’s banget, cocok lah untuk ibuku walaupun harganya juga ga tanggung-tanggung, tapi untuk ibunda tercinta, hargapun tak terkira.
Malam terakhir aku stay di Malaysia muksin dan kawan-kawannya  ngajak kami untuk nonton bioskop di Putra Jaya, walaupun ga sempat taraweh dengan alasan musafir (hehe), muksin pun memesan tiket yang ga tanggung-tanggung film Harry Potter terbaru yang 3D. Wah..malam penutup yang sempurna.
Alhamdulillah kembali bisa menatap senyum pramugari Airasia yang berarti tandanya pulang ke rumah, dengan membawa paspor yang terstempel 5 negara. Insya Allah akan bertambah stempel nya dengan pengalaman dan cerita yang berbeda, diiringi dengan kaki pegal-pegal, mata ngantuk dan berat badan yang turun sekitar 10 kilo, hehe
Alhamdulillah..

2 komentar:

Unknown mengatakan...

that paleh cerita awalnya, enak aja aq pelit. aq traktir nie!

Taufiq M.Isa mengatakan...

kan ga aku bilang pelit, cuman mendekati, kalau dalam matematika istilahnya limit, tidak pernah sampai.. hanya mendekati.