Kamis, 01 Januari 2009

Kenapa kita tidak membagi jadwal kita dalam perjam bukan perhari ?


Ujang : li, hari kamis abes ashar kita ada acara ya ?
Ali : acara apa, waduh saya hari kamis tidak bisa, ada kuliah.
Ujang : Ooo.. ya sudah kalau kamu tidak bisa, padahal acara keren abess
Ali : iya saya tidak bisa. Saya sibuk sekali.
Ujang : memangnya jam brapa kamu kuliah ? kluarnya jam brapa?
Ali : jam 10 sampai jam 12 dan jam 2 sampai jam 4.
Ujang ; trus, setelah itu ?
Ali : Mmmmm….
Ujang : ada kuliah lagi ?
Ali : tidak ada.
Ujang : brarti kamu bisa ikutan dong ke acaranya.
Ali : iyaya, ok saya akan datang.
Semua orang sibuk, semua orang pasti punya pekerjaan masing-masing. Bukankah melamun itu juga suatu kesibukan ? jadi kita semua sibuk, sibuk berkhayal, sibuk tidur, sibuk isi TTS, sibuk belajar, kuliah dan lain-lain. Namun kita bisa melakukan beberapa kegiatan dalam satu waktu tanpa harus mengurangi hasil yang diperoleh. Tips tersebut ialah mari bagi jadwal kegiatan kita perjam bukan perhari.
Jika kita membagi jadwal kegiatan kita perjam maka dengan begitu kita dapat melakukan beberapa kegiatan sekaligus dalam sehari. namun jangan terlalu ketat terhadap jadwal anda, misalnya anda masuk kuliah dari jam 8 sampai jam 10, jangan langsung anda menambahkan jadwal selanjutnya misalnya dari jam 10 hingga 12 mengikuti rapat. Ini tidak efektif, lebih baik anda melonggarkan 10-15 menit untuk rehat sekedar bercanda dengan kawan atau berbicara santai sehingga anda tidak mudah bosan dan kelelahan. Setelah itu anda baru melanjutkan kegiatan anda dengan rapat atau kegiatan lainnya.
Di awal tulisan ini saya menuliskan contoh percakapan antara 2 mahasiswa yang dimana si Ali membagi waktunya perhari, sehingga ia pada hari tersebut hanya kuliah dan tidak melakukan kegiatan yang lainnya Padahal jika ia pandai dalam membagi waktu ia masih mempunyai banyak sekali waktu luang yang dapat dipergunakan untuk membaca buku, pergi ke internet atau kegiatan positif lainnya.
Terkadang inilah yang menjadi faktor penyebab kenapa kita kurang produktif. Seharusnya menjadi mahasiswa merupakan suatu wadah pembinaan. Bukan hanya dalam segi akademis, tapi juga segi psikis, ketrampilan, wawasan dan pola pikir. Jika kita menjadi mahasiswa hanya untuk meningkatkan sisi akademis, hal itu telah kta lakukan selama 12 tahun lamanya, yaitu mulai SD sampai SMA. Kita harus menjadi mahasiswa yang berwawasan global tapi mempunyai keahlian khusus. Misalnya jika ditanya tentang politik kita nyambung, tentang kesehatan kita tahu dan tentang matematika kita ahlinya.
Jika kita hanya menginginkan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan tak harus di bangku kuliah, lebih efektif jika kita duduk berjam-jam di pustaka atau di warung internet yang ada. Namun jika kita ingin membina segala hal demi menapa dunia kerja yang kita inginkan tak cukup dari segi akademis. Ada seorang dosen yang bekata “jika saya punya sebuah perusahaan dan perusahaan saya sedang membutuhkan beberapa karyawan, ketika saya akan merekrut karyawan baru maka saya tidak akan mensyaratkan kepada pelamar, ia harus sarjana. Saya akan langsung mewawancara calon karyawan saya dengan pertanyaan : apa yang kamu bisa ? apa yang akan kamu berikan kepada perusahaan ini jika kamu bekerja nantinya ?”
Oleh karena itu, mari susun jadwal kegiatan kita serapi mungkin. Agar kita menjadi insan yang produktif. Ini tak lain hanyalah bertujuan agar kita dapat mengatur diri sendiri dan juga dapat melakukan semua kegiatan sebaik dan semaksimal mungkin. Semoga tips ini berguna bagi semua pembaca. Saya sendiri juga sedang membiasakan diri untuk menjadi mahasiswa yang produktif..