Minggu, 20 November 2011

Konsistensi melahirkan eksistensi


Bumi berputar pada porosnya. Itulah fenomena natural yang tak terbantahkan serta banyak hikmah yang dapat dipetik atas kejadian yang terjadi di permukaan bumi itu sendiri. Keniscayaan bahwa suatu keadaan bisa berada pada puncak kesuksesan pula dilain waktu akan datang masa pancaroba yang berkepanjangan yang terkadang dapat menghasilkan bibit unggul dan membawa keadaan kembali berada di atas awan.
Jika kita gambarkan pada sebuah perputaran roda, mungkin banyak yang berargumen bahwa Negara Amerika lah yang sedang berada pada posisi teratas. Namun posisi tersebut lambat laun sedang menukik ke bawah seiring dengan kekuatan ekonomi yang melemah, potensi sumber daya manusia yang menipis dikarenakan pemuda di amerika tidak popular untuk menikah, mereka lebih senang hura-hura menikmati masa mudanya dengan segala kebebasan. Jadi jangan heran jika melihat remaja-remaja disana melakukan hubungan layaknya suami istri padahal belum terikat janji suci, atau bahkan bercium mesra di depan umum, jika anda kepergok melihat kelakuan tersebut dan melihat keheranan atas perbuatan mereka, mereka akan kembali menatap anda dan bertanya “apa yang anda lihat..?? kalau anda ingin, buat sendiri jangan menggangu orang lain..!! (kisah nyata). Akibat dari krisisnya bibit-bibit baru maka diperkirakan beberapa puluh tahun kedepan yang tersisa di amerika, eropa serta Australia hanyalah orang tua renta. Hal ini juga yang saya amati langsung di Jepang.
Para pakar memprediksikan bahwa kedepan yang akan menjadi Negara adikuasa adalah Cina. Banyak calon P.hD asal Negara komunis ini sekarang berada dan menimba ilmu di MIT, oxford, Harvard dan universitas-universitas terbaik dunia lainnya. Tak kurang juga stok doctor dan enginer yang sudah berada di Cina dan mengembangkan negaranya, terutama segi teknologi. Lihat saja sekarang produk teknologi sudah di dominasi oleh barang “made in China”. Contohnya iphone yang tersaingi oleh htc dengan androidnya, walaupun pabrikannya berada di Taiwan (Cina Taipei). Sekarang sedang berlangsung pemilu di Taiwan yang dimana salah satu kandidat presidennya memiliki visi-misi untuk kembali merapat ke Cina.