Pada pagi jumat, setelah pamitan pada Mr. Marr kami langsung bergegas menuju freebus yang ada di kantorku menuju National Taiwan University (NTU) dan selanjutnya naek bus lagi menuju Mesjid. Setelah shalat jumat selesai, kami bertemu bang Deni dan Bang ikram mahasiswa aceh yang ambel S3 dan S2 di Hsinchu memang kami sudah janjian untuk ketemu di mesjid karena kami ingin liburan ke Hsinchu, tempat dosen dan kawanku. Sebelum berangkat, kami mampir dulu ke Nova, pusat perbelanjaan elektronik dekat main statiun, barangnya banyak, bagus-bagus dan pastinya miring harganya. Salah satu elektronik yang menjadi incaran mahasiswa aceh adalah HTC, smartphone buatan taiwan. Bang deni aja udah beli seri terbarunya, dalam hatiku bergumam “segera setelah gajiku cair, akan aku bawa pulang ni smartphone” Amiin ya Rabb..
Setelah membayar 105 NT atau sekitar Rp. 32.000 kami melanjutkan perjalanan ke Hsinchu, busnya cukup mewah untuk ukuran 1 jam perjalanan, aku saja sampai tertidur nyenyak. Setelah turun di persimpangan jalan, kami melanjutkan dengan berjalan kaki menuju apartemen dosenku di Hsinchu, lumayan olahraga sebelum buka puasa. Setelah sampai di apartemen dosenku bersamaan dengan waktu buka puasa, langsung kami menyantap makanan berbuka yang sudah di sediakan, selain makanannya yang kami rindukan juga suasana keakrabannya menjadi warna baru. Mungkin pembaca sekalian bisa melihat bagaimana hangatnya suasana waktu itu di FB ku.
Setelah shalat isya, dosenku mengajak kami untuk masak mie aceh ala Taiwan. Segera kami berbagi tugas untuk cang bawang, rebus mie, beli air (gada hub ya..?) dan berbagai macam kegiatan mendukung lainnya. Akhirnya santapan malam itu kami tutup dengan Mie Aceh ala Taiwan buatan bersama, “sang Mie Razali kajeut buka cabang di Taiwan” ..
Paginya explore Taiwan pun dimulai, dengan menggunakan bus mewah kami berangkat ke Taichung, memakan waktu perjalanan sekitar 2 jam. Setelah bingung mencari bus selanjutnya kami melanjutkan perjalanan ke tempat wisata “Sun Moon Lake” yang memakan waktu sekitar 2 jam juga. Kalau bisa diilustrasikan di aceh, pada hari itu kami melakukan perjalanan dari Banda ke Takengon dengan bus mewah.
Sun Moon Lake memang tempat yang indah, pertama kami meggunakan boat untuk menyembrangi danau, kemudian dilanjutkan dengan naik gondola (flying Box) menuju puncak gunung dan kembali lagi dengan flying box, karena suasanya hujan kami harus berteduh sebentar. Setelah menunggu bus sekitar 1 jam (melelahkan memang, ditambah suasana rintik-rintik)kami kembali ke tempat perberhentian semula untuk kembali pulang ke Taichung. Dilanjutkan dengan belanja sovenir dan belanja untuk bukaan, karena jam sudah menunjukkan jam 6 sore.
Akhirnya iftar pada hari itu kami laksanakan di dalam bus menuju Taichung, memang beberapa penumpang ada yang heran, ketika kami naik ke dalam bus tidak ada yang makan, tapi ketika sudah jam 6.32 kami semua minum dan makan, bunyi kantong plastik serentak terdengar. Itulah pengalaman pertamaku berbuka puasa di dalam bus di kampung orang.
Sampainya di Taichung sekitar jam 8 Bu Lidar menginstruksikan kami untuk mencari restoran indo untuk makan malam, segera bang Ali dan Mulqan kawanku membimbing kami ke pusat resto indonesia, memang luar biasa, ada resto padang, ada bakso dan ada market indo juga di sekitar daerah tersebut. “jeh, kok kalian tau tempat ini?” tanyaku kepada kawanku “iyalah, kami kan udah dapat KTP Taiwan, jadi tau seluk beluk Taiwan” hahaha.. ya sudahlah, pokoknya malam itu kami makan besar di resto Indonesia.
Dari taichung kami harus kembali naik bus menuju hsinchu tempat apartemen dosenku, setelah sempat kebingungan mencari bus di malam hari dan dosenku sempat bertanya ke bang Ali “katanya udah dapat KTP Taiwan,kok nyari bus lama”, setelah sama-sama mencari dimana bus berada kami akhirnnya menuju bus statiun, pilihan yang tepat.
Karena bus pertama jam 9 sudah penuh hanya muat untuk keluarga dosenku maka aku bang ali dan mulqan harus naik bus yang jam 10, nunggu bentar di bus statiun sambil cerita-cerita pengalaman di Taiwan. Akhirnya kami sampai di apartemen dosenku jam 12 malam. Setelah merendam kaki di air panas agar besok bisa melanjutkan explore Taiwan, rencananya kami ga tidur, karena sahur jam 3, jadi kami nonton bola bareng di ruang keluarga. Setelah 15 menit nonton semuanya pun terlelap. Hehehe..
hari minggu kembali mengeksplore taiwan ke daerah Taipei, sekalian mengantarku pulang. Kami berangkat agak siang karena istirahat dulu biar bisa jalan-jalan, makan-makan bersama Tong Piyen, sebutan gengnya Aceh di Taiwan. Hehehe
Setelah berjumpa bu husni di MRT statiun kami dituntun ke tokonya handycraft. berbagai macam kerajinan taiwan mulai dari pernak-pernik, lukisan dan baju ada, semuanya belanja pada hari itu, sampai di kasir aku iseng bertanya dalam bahasa inggris “karena kami belanja banyak, dapat diskon harga ga? Atau bonus?” si kasir menjawab, kalau harga ga bisa diskon, tapi saya bisa kasih hadiah kecil. Senang rasanya..
karena sore sudah menjelang kami bergegas menuju Mesjid besar, biasa mahasiswa hobinya cari yang gratis apalagi di negeri orang, sekalian shalat bareng plus silaturrahim. Setelah magrib dan makan di mesjid kami melanjutkan perjalanan ke Main Statiun, karena kawanku ingin belanja lagi dan sekalian kembali ke hsinchu.
Setelah naik bus di halte sekitar mesjid, ada perasaan yang kurang yang aku rasakan. Rupanya tas belanjaanku tertinggal di halte, Ya Allah.. segera kupencet bel bus, dan aku berpesan ke kawanku “kita jumpa di underground mall di main statiun ya”. Segera kaki ini melangkah untuk kembali ke halte dekat mesjid dan Alhamdulillah tasnya masih ada, memang orang Taiwan jujur-jujur..
setelah sampai di main statiun, aku berjalan sekitar 2 kilo untuk mencari dimana kawanku berada, memang undergroundnya luas kali, sempat aku sms kawanku “ya udah, aku balek aja” tiba-tiba dalam perjalanan kami berjumpa di Y, rupanya underground mall nya dari A-Z dan setiap hurufnya ada anak2nya lagi misalnya Y aja ada sampai Y20 banyangkan seberapa besarnya..!!
setelah belanja seperlunya kami langsung pisah, kawanku menuju bus statiun untuk ke hsinchu dan aku ke MRT statiun untuk ke Nangang. Memang weekend yang melelahkan dan menghabisakan banyak tenaga plus biaya. Pengalamanya pun tak terduga, kalau ada tes kewarganegaraan taiwan, mungkin aku lulus dan mendapatkan KTP Taiwan setelah menjalani weekend yang mengesankan ini...