Kamis, 05 Januari 2012

Memahami Pluralisme


Penyalahartian tentang permasalahan bangsa berasal dari agama adalah salah besar. Terutama menyalahkan agama tersebut serta mengklaim bahwa suatu agama mengajarkan paham terorisme dan penghancuran seperti yang disematkan kepada Islam. Islam seharusnya menjadi agama pengabar gembira atau Rahmat bagi penghuni planet ini. Jika seorang muslim melakukan kesalahan seperti korupsi atau kejahatan criminal lainnya yang harus diperbaiki bukan agama Islam itu tetapi kapasitas si-muslim dalam berislam.
Nah… jika ingin membicarakan tentang permasalahan yang tengah melanda Indonesia seharusnya tidak membawa isu agama karena itu akan menambah keruhnya permasalahan. Jika kita ibaratkan tentang isu agama bagai sebuah kotak, maka kotak tersebut akan bertambah besar jika disentuh dengan cara yang tidak wajar, maka timbullah konflik antar agama.
Seyogyanya permasalahan Indonesia sekarang harus kita fokuskan pada pundak pemuda yang sedang membara, yang tingkah laku dan pola pikirnya menjadi teladan bagi masyarakat, yang kiprahnya disegani oleh setiap orang, yang hatinya bersih dari niat tercela serta kapasitas berfikir dapat membuat pendengarnya tercengang, dan walaupun pemuda tersebut diam, diamnya berwibawa. Selayaknya selayaknya seorang pemuda harus dan terus meningkatkan kapasitasnya dari hari kehari, masa kemasa. Pembelajaran yang dilalui tidak harus berasal dari dalam kelas karena lebih dari 60% hikmah maupun pembelajaran yang dapat membangun kepribadian dan membentuk karakter justru ada dalam masyarakat.
Sehingga ketika pemuda tersebut kelak menjadi pemimpin pemegang kekuasaan penting dalam negeri ini atau dalam suasana  sulit ia tetap tegar dan teguh pendirian. Dan ia bersikukuh untuk berada pada pihak kebenaran walaupun kebenaran itu berada pada pihak mayoritas maupun minoritas. Itulah pemuda harapan bangsa, ia yang tidak memikirkan kesuksesan jangka pendek saja, tetapi juga longterm menjadi target kepuasan walaupun ia memimpin hanya beberapa periode. Hebatnya lagi pemikiran sang pemuda dapat bertahan lebih lama dari umur pemuda itu sendiri.
Mari kita kembali ke tema artikel ini yaitu pluralism. Sejauh pemahaman penulis dan semoga pembaca sekalian mengkoreksi jika terdapat kesalahan, isu pluralism adalah nama lain dari hembusan-hembusan pemikiran sesat yang coba disuntikkan. Kita mengenal yang namanya perang pemikiran seperti di ungkapkan dalam kalam Ilahi surat Al-Baqarah ayat 120 yang dengan jelas dan eksplisit menjelaskan bahwa tidak akan rela non-muslim hingga kita mengikuti jejak mereka. Oleh sebab itulah mereka melancarkan berbagai macam jurus jitu yang masuk akal untuk menggoyang aqidah yang selama ini menjadi pondasi dalam keislaman kita.

Harapannya kita semua memegang teguh apa yang menjadi pondasi landasan pemikiran kita, karena itulah warna, jati diri, pribadi kita. Memang ada hal yang dapat didiskusikan juga ada hal yang merupakan prinsip yang tak tergoyangkan. Saya mengajak diri sendiri sendiri dan pembaca sekalian untuk sama-sama menggali lebih dalam agama Islam. Mungkin bagi pembaca yang muslim dan masih mahasiswa hendaknya ini merupakan waktu yang tepat untuk memperbaiki diri dan memperkaya wawasan. So..jangan sampai rumah sendiri belum semua bagian kita bersihkan tetapi hendak menjamah rumah tetangga, jika agama sendiri belum habis kita pelajari , bagaimana hendak berdebat dengan agama lain.

Tidak ada komentar: