Anda
mau tahu sahabat yang selalu berjalan seiya sekata, dalam suka dan derita,
bahkan dalam suasana gembira sekalipun ekspresinya selalu sama, dalam musibah
sekalipun ia akan tetap berdiri tegak tak begeming, sehingga bisa ditebak ekspresinya
ketika subuh dingin nan menusuk ia berjalan seperti biasa, keikhlasannya selalu
sama, diajak mendaki gunung pun ceria, melintasi bukit, melewati lembah bak
soundtrack ninja hatori pun tak melawan. Ialah si kuda besi, yang setia
menemani melampaui hari-hari pribadi dalam dunia yang sensasional ini. Sang
penemunya dari negara bermata sipit menamainya si kharisma, coba saja kalau
yang menemukannya orang Indonesia, mungkin namanya akan berubah menjadi
“mahasiswa” atau “es em a” hehe..
soalnya diberita baik cetak maupun elektronik asik saja memanaskan isu
pembuatan kendaraan terbitan SMK, aduh.. memang dunia makin nyentrik..
Baiklah,
mari kita tinggalkan yang namanya berita, yang dimana saya curiga
securiga-curiganya ada orang yang pandai pemikirannya tapi hatinya susah
tertebak menuju kebaikan atau sebaliknya yang mengatur di balik layar, tentang
berita yang beredar, tentang redaksi kata-kata yang tercetak atau video yang
terunggah sehingga persepsi maryarakat di putar balikkan dan dicampuardukkan, bayangkan
saja berita tentang penindasan Palestina tidak pernah menjadi sorotan
atau pandangan tentang kebengisan tentara israel tak pernah mencuat, yang ada
hanya pemboman teroris yang akhir-akhirnya menyudutkan posisi Islam dan seolah
ingin meneriakkan kepada penduduk bumi bahwa Islam itu terroris. Layaknya di
negara Indonesia yang kalian cintai ini, semua isu yang beredar seolah mudah
tertebak arusnya kemana, padahal isu sebenarnya yang panut di gubris malah
tertimbun oleh kasus-kasus ingusan yang berputar di lingkaran kecil. Sehingga
masyarakatpun terlenakan oleh sajian tak berbotot, cerita yang mengundang emosi
berlebihan serta adrenalin yang terbuang sia-sia. ah.. dunia engkau memang
begitu banyak menyita perhatian.
Waduh..
padahal tidak mau membahas lagi masalah news, kok malah panjang lebar nih.. tak
apalah, biar dunia mendengar tentang inspirasi yang datang dari seorang
mahasiswa tingkat akhir, hehe.. mari kembali ke kharisma. Kreta yang satu ini
(kok gada relnya ya?? ) sudah berumur lebih kurang 7 tahun lamanya, wah
seharusnya udah masuk SD nih, yups, tepat di tahun 2005 ia resmi menjadi milik
bersama keluarga kami. Saat itu baru setahun Tsunami menyapa Aceh loen sayang
dan kami sekeluarga, saya dan 4 orang abang dan 1 orang kakak mengendarai
bersama secara bergantian. Saat itu saya masih masa-masa Es Em A. dan oleh karena demikian sehingga apalagi jikalau
maka (ribet ya...) saya tak boleh membawa si kharisma ke sekolah, selain rame
yang antri untuk mengendarai stiap harinya, pun pada saat itu masih ngetren naik damri dan
gantungan di pintu masuk damri tersebut, wwuiiihh... berasa anak laki paling
jantan kalau berebut naik damri dan bergantungan di pintu masuk, walaupun kursi
didalam masih ada yang kosong.. hehe dasar naluri lekaki.
Ketika
memasuki bangku kuliah, ketika ga pake seragam lagi barulah saya diberi
kekuasaan penuh untuk memiliki seutuhnya si kharisma, pun Alhamdulillah abang
saya sudah memiliki 'kharisma'nya sendiri dari hasil keringat yang di tampung
hari demi hari. Mulailah saya berekspresi dan menjelajah Aceh nan indah
bersama. Perjalanan yang paling jauh yang kami tempuh bersama yaitu menuju kota
juang, Bireun. Bersama marwan kami mencetak rekor 5 jam perjalanan walaupun
punggung terasa begitu kebas. Pernah pula saya dan kharisma menyusuri kampus di
jam 4 pagi, saat mahasiswa dan dosen yang cerdas serta pak Dekan bahkan rektor
pun belum berada di universitas, hehe. Memang saat itu sedang pemira, ya
biasalah, namanya juga aktivis, terus aktiv dan optimis.
Begitu
banyak kisah yang kami lukis bersama, bak persahabatan yang tak mengenal sekat
dan saling pengertian. Perhatian saya kepada si kharisma cukup dengan
menjadwalkan ganti oli serta servis perbulannya, dan tambahan jika
penampilannya begitu kusam akan saya mandikan, namun kesetiaanya kepada saya
sungguh mencengangkan, ia begitu siap ketika saya membutuhkannya di subuh hari,
ia bahkan tak mengeluh ketika di ajak keliling seharian, hanya saja terkadang
ia menegur dengan asap yang agak sedikit harum, pertanda bahwa ia butuh
perhatian. Bahkan ia pun tak cemburu, ketika di weekend saya lebih memilih
adiknya yaitu polygon untuk berolahraga bersama. ah.. kharisma, kasih mu
sungguh tak ada yang ragukan, kau bagaikan kisah-kisah di sinetron, bagaikan
film-film india dan seperti serial laganya steaven segal.
Semoga
kau terus membantuku berjuang di ladang amal ini, dan semoga Allah merahmati
dan meridhai semua yang saya jalani bersama mu,
di
pagi penuh nada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar